Hanya dengan keikhlasan dan kejujuran...Berbagi akan selalu terasa nikmat dan indah
Sabtu, 28 Januari 2012
Dendam
Aku tertegun melihat kepala sang buah hati membengkak dan pulang sambil menangis. Sekilas memang terlihat olehku benjolan itu karena lemparan batu anak tetangga, teman bermain anakku yang usianya lebih tua beberapa tahun. Tanpa kusadari darah di kepala jadi mendidih. Pandangan mata sejenak jadi kalap.
Kurang ajar..!! bisikku mendesis geram. "Kenapa Rafie..?" "Ayah..bang Abit jahat, lempar-lempar batu..!" Dadanya naik turun menahan isak tangis. Kurengkuh kepalanya, perlahan kubisikkan di telinganya. "Ambil aja batu, lempar kembali nak..". Seakan paham dengan kata-kataku diusianya yang baru genap 2 tahun, perlahan Rafie turun dari dekapanku/ Bukan mengambil batu tapi menghampiri Abit dengan tangan memegang senjata mainan hadiah ulang tahunnya yang kedua.
Sesaat lagi tangan mungil ini siap memukul kepala teman bermainnya yang masih tidak sadar apa yang akan terjadi. Tiba-tiba aku tersentak..Ya Allah, apa yang baru saja kuajarkan pada anakku? Bukankah itu rasa DENDAM? Astaghfirullah!!! "Rafie...!", teriakku. Matanya melirik sekilas, "Sini nak, jangan gitu ya nak, kan temenan sama bang Abit". Langkah kaki kecil itupun berlari menghampiriku. "Maafkan Ayah sayang, Ayah khilaf", bisikku perlahan. Kudekap dia dalam pelukan penuh haru, iblis baru saja hampir memperdayaiku dengan tipunya. Alhamdulillah ya Allah, Engkau masih sayang kepada hamba-Mu ini. Satu lagi pelajaran berharga hari ini, betapa dendam dalam hati manusia bisa menghancurkan segalanya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Dendam memicu pertempuran,,entah 1 orang,,,kwan..tetangga..masyarakat.bahkan negara..
BalasHapusnice post...
Setuju dengan mas..(wah mesti nyebut apa ni. Dendam tak kan pernah nyelesein masalah. Salam
Hapusdendam membuat sengsara ini namanyaa
BalasHapusdendam tak ada habisnya
BalasHapusdendam memang sebuah sifat yang harus dijauhi
BalasHapus