Rabu, 14 Maret 2012

Stop Tenaga Honorer


Lagi-lagi sang Menteri baru, Bapak Ir. H.  Azwar Abubakar menggebrak dunia PNS Indonesia dengan pernyataan kontroversinya. Sejak diangkat menjadi menteri, beliau memang membuat gebrakan-gebrakan yang terbilang baru di dunia PNS. Mulai dari penerapan sistim rekruitmen PNS secara jujur, pelaksanaan anjab di seluruh daerah, mensyaratkan TOEFL 600, pernyataan bahwa PNS sebagian besar tidak memiliki kompetensi, aturan baru PNS malas tidak akan diusul kenaikan pangkatbelanja pegawai terlalu banyak dan yang paling hot tentu pernyataan STOP Penerimaan Honorer.

Tentu, tidak ada yang salah dengan gebrakan sang menteri yang terhormat. Mengacu pada positif thinking tentu apapun demi kebaikan negeri ini, sebagai anak bangsa yang cinta dengan ibu pertiwi, hal-hal di atas sepenuhnya kita amini dan berharap dapat diimplementasikan dengan sebaik-baiknya. 

Namun, saat ditelusuri lebih lanjut ada kenyataan yang sedikit agak menyesakkan dada ini. Peraturan maupun pernyataan Pak Menteri sepertinya berorientasi pada kepentingan penguasa. Sedikit sekali peraturan yang menyentuh pada pokok permasalahan sebenarnya, maupun yang berorientasi pada kepentingan rakyat kecil. 

Pak Menteri mungkin lupa akar permasalahan sebenarnya bahwa ribuan bahkan jutaan anak negeri ini masih setia dengan label "pengangguran". Pada saat mereka diberikan kesempatan menjadi seorang CPNS/PNS, harapan itu sempat membuncah. Bahkan walaupun statusnya hanyalah pegawai honorer. 

Tapi apa lacur, bagi yang sudah menikmati menjadi PNS saja sekarang ketar-ketir. Aturan-aturan yang dibuat mensyaratkan seorang PNS kini tak bisa tidur nyenyak, kalau tidak mau dipecat atau minimal jadi PNS merk (baca: gak kepake). Yang paling heboh dan yang mengilhami saya buat postingan ini adalah kebijakan Stop Penerimaan Honorer di seluruh Indonesia.

Sungguh suatu pernyataan yang mengiris dada. Para petinggi itu mungkin lupa bahwa pernyataan tersebut sama saja telah membuat pupus harapan lebih kurang 67 ribu tenaga honorer di seluruh Indonesia. Pupus sudah harapan jutaan keluarga mereka yang selama ini bergantung kepada "kemurahan hati" penguasa. Isu BBM naikpun sudah tak lagi bisa menambah pedih hati mereka, karena hati itu sudah lama luka berdarah dan membusuk bernanah.

Akhirnya, yang tersisa hanya sejumput do'a dari mulut yang tak mampu keluarkan suara. Tatapan penuh harap dari mata yang sudah tak punya air mata. Semoga prahara ini cepat berakhir. Semoga ini hanyalah fatamorgana dan asa itu masih ada di tengah dahaga. Semoga ya Allah, Engkau berikan cahaya di hati mereka. Dan Engkau beri pula kami sabar berlipat ganda...Aamiin.

Post Terkait:


Minggu, 11 Maret 2012

Segmen: Berblog, Kenapa?


Berbagi dan berbagi, cuma itu sekarang yg jadi tujuan aku ngeblog. Heran juga sih padahal awalnya untuk bisnis tapi kok malah melenceng. Mungkin karena ternyata memang berbagi itu selalu terasa indah dan nikmaat...!

Sabtu, 10 Maret 2012

Surat Untukmu, Cahayaku



Hafidz Rafie Rabbani..anakku..
malam ini ayah teringat padamu, entah kenapa perasaan itu datang tiba-tiba atau begitukah seharusnya?

Ayah ingat akan tangis lahirmu di tengah kumandang azan jumat,
seolah mengingatkan betapa banyak ayah lalai dengan shalat jumat itu..
Ayah juga tak bisa lupa tangismu setiap tengah malam atau saat subuh menjelang,
seolah mengingatkan akan tahajjud yang lama sudah ayah tinggalkan, subuh yang sudah lama ayah sepelekan..
ayah tak kuasa menahan tetesan air mata karena senyummu masih terasa bagai khayalan dimasa-masa kelam yang dulu pernah ayah lakukan...

Rafie Rabbani..cahayaku
saat ayah menulis ini ayah ingat padamu..ingat kenapa ayah memberikan nama itu padamu
ayah berharap nanti "kemuliaanmu terpelihara selalu karena Allah", karena Ialah sebaik-baik pemelihara...
Ayah berharap Allah akan menjaga kehormatan, kemuliaan dan keimanan yg telah diberikan-Nya padamu, sebagaimana Ia memelihara orang yang telah dimuliakan-Nya terdahulu...

Aduhai permata hatiku............
duduk manislah dipangkuan ibumu
dan dengarkanlah uraian hikmah yang dilantunkan oleh bibirnya
dan janganlah kau berkata-kata atau bergerak yang tak dimengerti olehnya......
nikmati dan jiwai detak irama serta pantulan sinar yang terbersit dan terpancar dari bening indah matanya...
lalu banyak bertanyalah padanya tentang nama-nama apa saja
tentang cara-cara apa saja ......
bahkan awal dan akhir apa saja yang ada dalam kehidupan ini......
dan kuyakin ibumu dapat menjelaskan semua itu padamu
karena bundamu adalah sosok terpelajar yang penuh dengan kemampuan dan pemahaman yang sangat dalam..............
pandai-pandailah kau membuat dirinya senang dan sayang padamu
karena ia dapat berdoa dan berusaha untuk kemajuan dan kemuliaanmu kelak......
berusahalah agarkau tak sampai membuatnya kecewa
apalagi melukai jiwanya......
karena selayaknya bahasa kasih dan belaian lembutnya hanya dapat diimbangi dengan sikap elok dan menawanmu...


Anakku sayang.........
Besar harapan ayah untuk kejayaanmu kelak
Agar kehadiranmu pada ruang dan waktu tiada pernah sepi
Atau diangap sepi oleh kehidupan......
Untuk itu pandai-pandailah mengemudikan sampan
Perkuat dirimu dengan tenaga tauhid
bijaksanalah dalam menghadang ombak yang datang
karena kebijakan adalah elok dan menawan

Pesan ayah padamu..kekasihku..
jagalah apa yg telah Allah wasiatkan padamu.. walaupun itu harus dengan airmata darah atau pun nyawamu..
karena yakinlah itu adalah jalan yang Allah tunjukkan untuk kita...
Untuk kebahagian kita di dunia dan di akhirat kelak...


NB. 
Selamat Ulang Tahun yang ke-1 Cahayaku,
kado untukmu telah kusiapkan pada saat kau siap menerimanya nanti.
Jika Ayah tak sempat memberikannya, akan kutitipkan pada Ibumu kado itu
Al-Qur'an dan Al-Hadits sebagai bekal perjalananmu nanti.
Bekal mengarungi samudera kehidupan dengan penuh ketenangan dan kedamaian,
agar kau sampai di tujuan yang jadi idaman semua kapal dan penumpang.

Sinabang, 06 November 2010




"Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway The Fairy and Me yang diselenggarakan oleh Nurmayanti Zain"





Kamis, 08 Maret 2012

Tiket


Sebuah kisah inspiratif tentang keikhlasan dan semangat berbagi. Betapa di sudut negeri ini ternyata masih ada orang-orang yang tidak menyerah begitu saja dengan keterbatasan. Dalam keterbatasan itu, mereka berusaha memberi apa yang mereka punya. Sementara banyak orang yang punya banyak, tapi begitu pelit untuk memberi.

Kontak Kick Andy